"Sejak awal kita semua mengetahui, pandemi Covid-19 telah memporakporandakan perekonomian Kepri hingga (pertumbuhan ekonomi) minus 3,5 persen. Dan, sektor yang paling terdampak adalah sektor pariwisata. Banyak hotel, resort dan restoran tutup yang mengakibatkan pengangguran bertambah, karena banyak karyawan dirumahkan. Melihat kondisi itulah kemudian kita dituntut untuk berpikir guna memperbaiki keadaan," beber Ansar.
Diakui Ansar, kondisi saat itu tidak akan mungkin selesai jika dilakukan sendiri. Melainkan harus ada kerja sama dengan banyak pihak, baik FKPD, Ormas, LSM, instansi pemerintah lainnya, vertikal maupun horizontal.
Baca Juga:
Angie Ang Membantah Isu Marc Marquez Beri Kunci Kamar Kepadanya
"Semua stakeholder kita libatkan, dan memang harus terlibat. Karena pandemi Covid-19 merupakan bencana nasional, bahkan internasional, merupakan musuh bersama yang harus dilawan bersama-sama," tegas Ansar.
Menurut mantan anggota DPR RI dan Bupati Bintan dua periode, sejak awal pandemi Covid-19 sejak 2020, perekonomian di Kepri telah jatuh terkontraksi sebesar -7,55 persen di triwulan kedua 2020.
Kemudian di triwulan ketiga tahun 2020 masih terkontraksi hingga sebesar -5,81 persen. Diimbau Ansar setiap daerah harus memberikan kemudahan kepada para investor yang ingin menanamkan modal. Kemudahan itu tidak hanya dalam bentuk fiskal, tetapi bisa juga dalam hal keringkasan birokrasi dan perizinan.
Baca Juga:
Travel Bubble Dihapus, Bali Kembali Sambut Wisman
Hal ini berkaitan juga dengan kemudahan wisman masuk ke Kepri. Sejumlah cara di antaranya dengan cara penerapan skema travel bubble, kemudian meningkat dengan skema kunjungan VTL.
Tidak hanya itu, sektor-sektor pembangunan lainnya juga dijalankan. Termasuk yang terakhir adalah kebijakan penyesuaian tarif tiket feri. Begitu juga dengan sektor UMKM.
Upaya yang dilakukan adalah Pemprov Kepri bekerja sama dengan Bank Riau Kepri dalam meluncurkan bantuan pinjaman modal tanpa bunga kepada pelaku UMKM.