Kegiatan tersebut juga diikuti salah seorang mahasiswa asal Perancis, Sarah, yang terlihat asyik dan ikut basa-basahan saat menanam mangrove.
“Baru pertama kali menanam mangrove. Saya pikir penanaman mangrove diperlukan untuk lingkungan dan sangat bagus untuk lingkungan, menanam mangrove dan membersihkan sampah,” kata mahasiswa Exchange Program di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Umrah ini.
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
Sementara itu, Ketua Kelompok Mahasiswa Ilmiah Coral Umrah Muhammad Nabil Samrota mengatakan, kegiatan rutin ini terlaksana dengan baik berkat kerjasama dengan Bayan Tree. Baca juga: Cara Unilever Tangani Sampah Plastik dari Hulu ke Hilir “Setelah ditanam akan dimonitor dengan rutin. Penanaman mengrove ini akan berdampak bagi mahasiswa untuk kepentingan riset dan penelitian, serta biodata di sekitar ekosistem,” kata Nabil.
“Kami hampir setiap tahun memberikan bibit mengrove gratis kepada masyarakat, tidak hanya mangrove saja, tanaman kayu-kayuan ada juga,” ucap Hendy.
Hal denada juga dikatakan Cluster Coordinator Sustainability Banyan Tree Hotels & Resorts Asia Pasific Henry Ali Singer, bahwa penanaman mangrove memilih lokasi Pengudang Bintan Mangrove, karena masyarakatnya peduli mangrove. Desa Pengundang juga merupakan daerah konservasi, bagus untuk penelitian. Kalau nanam mangrove di Desa Pengudang 80 persen tumbuh.
Baca Juga:
Pemkab Bintan Minta KMP Bahtera Nusantara 03 Tambah Jadwal Pelayaran
Selain itu, Desa Pengundang juga merupakan salah satu lokasi projek nasional yakni program Badan Restorasi Gambut Nasional (BRGM).
“Dari segi wisita populer di Bintan salah satunya mangrove tour, karena mangrove potensi wisata yang bisa dikemas, dan wisata edukasi,” pungkas Henry.