"Kalau harus menggunakan ADD, saya rasa akan kesulitan karena dana terbatas, hanya cukup untuk rehap saja namun tidak akan bertahan lama, karena jembatan sangat panjang ada 700 meter lagi yang membutuhkan perbaikan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sedanau Timur, Tamizi Achmad mengatakan, bahwa jembatan Setungkuk sudah sering diusulkan perbaikan melalui Musrenbang ke pemerintah daerah, namun hingga kini belum terlaksana.
Baca Juga:
Menginspirasi Generasi Z: Zizie, Mahasiswa dengan Semangat Berwirausaha
"Tiap tahun usulan prioritas kami hanya satu, itulah jembatan Setungkuk tidak ada usulan lain, namun hingga kini belum terealisasi, alasannya dana tidak cukup dan kegiatan dipangkas," kata Tarmizi di kediamannya.
Dikatakan Tarmizi angin segar perbaikan jembatan Setungkuk selalu ada dari pemerintah daerah, namun dari tahun ke tahun tidak pernah terlaksana.
Hingga kini jembatan Setungkuk tetap saja masih rusak parah dan bahkan sering memakan korban.
Baca Juga:
Pesan Natal KWI dan PGI: “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem” (Luk 2:15)
"Kemaren tahun 2021 sempat masuk usulan perbaikan jembatan Setungkuk Rp 1,7 miliar di APBD Natuna, namun dipangkas menjadi Rp 1 miliar, anehnya hingga penghujung tahun tidak ada terlaksana dan hilang begitu saja," tuturnya.
Menurutnya, panjang jembatan Setungkuk secara keseluruhan kurang lebih sekitar 800 meter, Kondisi jembatan yang rusak parah saat ini sepanjang 700 meter.
Dengan kemampuan dana desa hanya bisa dilakukan perbaikan alakadarnya, untuk perbaikan secara keseluruhan harus mendapat dukungan dari APBD Natuna.