Ia berharap, pekerjaan ini bisa segera terlaksana. Sehingga masyarakat di Pulau Buluh, Batam bisa menikmati listrik 24 jam.
“Kondisi di sana (Pulau Buluh) masih menyala 14 jam. Dengan pembangkit yang tersedia, belum semua rumah tangga menerima pelayanan listrik,” ungkap Marzuki.
Baca Juga:
Mulai 1 Agustus Batik Air dan Citilink Pindah dari Halim ke Soetta
Masih kata Marzuki, untuk pelayanan listrik Pulau Buluh, Batam di bawah kendali PLN ULP Belakangpadang. Berdasarkan data yang tersedia, daya terpasang sampai saat ini adalah 375 kw (kilo watt). Sedangkan daya mampu adalah 210 kw, dan beban puncak 201 kw.
“Kondisinya nyala 14 jam, dengan jumlah pelanggan sebanyak 348 rumah tangga. Dengan kabel laut nanti, tentu masyarakat bisa menikmati layanan 24 jam dan semua rumah tangga mendapatkan pelayanan yang sama,” tutup Marzuki.
Sementara itu, Lurah Pulau Buluh, Borhan mengatakan, di wilayah kerjanya itu, memang ada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Baca Juga:
Kemenhub Genjot SDM Transportasi Air Lewat Pelatihan Pemeriksaan SPM
Namun karena mesin tua, tentu tidak menjanjikan untuk selalu prima pelayanannya. Apalagi belum semua rumah tangga mendapatkan energize listrik.
Menurutnya, dari informasi yang ia terima, terkendalanya pembangunan strategis PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (PLN WRKR) ini disebabkan belum tuntasnya perizinan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Ditegaskannya, masyarakat sangat berharap, pembangunan ini tetap jalan atau terlaksana.