Penyakit LSD kata Faralinda tidak membahayakan bagi manusia yang mengkonsumsi daging sapi. Namun kulit sapi harus dimusnahkan agar tidak menulari ke hewan lainnya.
"Sebaiknya pemotongan dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH), jadi bisa diawasi, untuk kulitnya memang benar-benar dipastikan dimusnahkan karena itu bisa jadi sumber penularan," ujarnya.
Baca Juga:
Lima Pimpinan Baru KPK Ditetapkan, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
Meski terbilang baru, penyakit LSD sejauh ini belum meresahkan peternak sapi di Riau karena tingkat kematiannya cukup rendah bila dibanding jembrana.
Hingga kini, petani di Riau masih lebih mengkhawatirkan jembrana ketimbang LSD.
"Kematian sakit LSD ini hanya satu sampai lima persen, jadi peternak jauh lebih takut dengan penyakit jembrana karena kematiannya sampai 100 persen," tukasnya.
Baca Juga:
Penjualan Anjlok, Pizza Hut Indonesia Tutup 20 Gerai dan Pangkas 371 Karyawan
Terlebih progres penyembuhan cukup baik setelah dilakukan penanganan medis.
"Karena sakit ini disebabkan oleh virus, belum ada obatnya, jadi kami hanya melakukan peningkatan stamina ternak, berupa pemberian vitamin dan pemberian obat demam," jelasnya.
Kasus Pertama