“Kami hanya ambil untung Rp500 – Rp1.000 per liter. Rata-rata dalam sehari minyak goreng yang dijual kepada pengecer seberat 1 ton,” ungkapnya.
Azwardi menuturkan Disperindag Kepri dan Komisi II DPRD Kepri memperjuangkan PT Pembangunan Kepri sebagai distributor minyak goreng bukan semata-mata untuk mendapatkan keuntungan, melainkan turut menjaga stabilitas harga.
Baca Juga:
Pemprov Kepri Tawarkan Pengelolaan Air Bersih di Pulau Bintan
Harga minyak goreng yang tidak stabil belum lama ini menjadi salah satu penyebab terjadi inflasi di Kepri sehingga diharapkan PT Pembangunan Kepri dapat mengintervensi harga minyak goreng melalui pasar murah.
“Orientasi kami bukan bisnis semata, melainkan mengemban tugas untuk membantu pemerintah menjaga stabilitas harga minyak goreng maupun kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Karena itu, kata dia selain menjadi distributor minyak goreng, PT Pembangunan Kepri juga menjual sembako, sayur-mayur dan bumbu dapur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca Juga:
Gubernur Kepri Panen Sorgum Seluas 1,5 Hektare di Bintan
PT Pembangunan Kepri membeli hasil pertanian di Bintan dan Tanjungpinang, kemudian menjual kepada masyarakat di pasar murah.
Komoditas kebutuhan yang dijual perusahaan itu di pasar murah mendapat sambutan positif dari masyarakat karena dijual dengan harga yang relatif murah.
“Persoalan kadang-kadang, petani kita tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Contohnya, dalam sehari kami butuh 50 kg cabai merah, namun yang mampu disiapkan hanya 25 kg,” katanya.